About Putri

a Muslimah

Tugas Infografis Kriteria IUCN Red List

Tugas ini sebenarnya sudah lama, sebelum UTS lebih tepatnya. Infografik yang pas-pasan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Konservasi Fauna Langka. Informasi yang termuat dalam desain ini nyatanya susah untuk dipahami dan saya menyadari itu. Saya memang harus banyak belajar tentang bagaimana membuat infografis efektif, ringkas dan berbobot. Jujur, selama ini saya belum mempunyai ilmu terkait pembuatan infografis karena tugas ini diselesaikan dengan ‘coba-coba’ hehehe. Lagi-lagi menyelesaikan tugas sebagai penggugur kewajiban. Setidaknya, saya sudah berusaha semampu saya untuk menyelesaikan tugas dengan semangat dan antusiasme yang saya miliki. Next time, semoga dapat lebih baik lagi.

Desain cover tugas KFL

Desain cover tugas KFL

Bagian ke satu

Bagian ke satu

Bagian ke dua

Bagian ke dua

Bagian ke tiga

Bagian ke tiga

 

Bambu Hitam sebagai Bahan Alat Musik Tradisional vs Bambu Cendani sebagai Tanaman Hias

[Tugas Mata Kuliah Herba Perdu Tatap Muka VI]

1. Bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea)

Sumber : Balai Taman Nasional Alas Purwo, 2011.

Gambar 1. Bambu hitam. Sumber : Balai Taman Nasional Alas Purwo, 2011.

Genus : Gigantochloa

Tempat tumbuh : ditanah tropis dataran rendah, berlembab, dengan curah hujan per tahun mencapai 1500-3700 mm, dengan kelembaban relatif sekitar 70% dan temperatur 20-32 derajat C. Dapat pula tumbuh di tanah kering berbatu atau tanah (vulkanik) merah. Jika ditanam di tanah kering berbatu, warna ungu pada batang akan kelihatan semakin jelas

Ciri ciri : Bambu hitam memiliki buluh bewarna hijau kehitaman dan termasuk salah satu jenis bambu komersial yang sudah dikembangkan di Indonesia (Barly, 2012).  Tingginya dapat mencapai 15m, 6-8 cm (jarak buku 40-50 cm); Dari hijau-coklat tua-keunguan atau hitam. diameter dapat mencapai 100mm, Kenampakan batang muda kadang kadang bewarna hijau bila ditanam di daerah yang bercurah hujan tinggi, namun di tempat yang kurang curah hujannya batang bewarna hitam kecoklatan kadang bergaris hijau.

Serat dan kekuatan : Tekstur serat bambu hitam sangat baik, dan kuat. Secara fisik memiliki kelebihan yaitu serat panjang dan rapat, lentur tiak mudah patah, dinding keras dan sebagainya (Andaerri, 2014).

Pemanfaatan : Bambu hitam juga sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat alat musik, bahan kerajinan tangan, perangkat rumah dari bambu, dan furniture (Widjaja dkk, 2014).

 

Bambu Hitam sebagai Bahan Alat Musik Tradisional

Tidak semua jenis bambu dapat dijadikan sebagai bahan alat musik tradisional karena harus memenuhi karakteristik dan persyaratan dalam pembuatannya. Sesuai dengan ketebalan dinding, diameter, dan panjang buluh, bambu hitam dapat dibuat alat musik tradisional yang menghasilkan nada dan alunan suara yang khas. Faktor ketepatan memilih jenis dan tingkat pengeringan diperlukan guna memperoleh kualitas yang memadai. Bambu dapat dibuat alat musik tiup, alat musik gesek maupun alat musik pukul. Misalnya pada pembuatan angklung, bambu hitam dipilih dari jenis bambu tertentu. Bambu hitam dipergunakan untuk membuat kerangkanya. Waktu penebangan harus cukup umur (2 sampai 3 tahun) tepat waktunya yakni pada musim kemarau. Kemudian  bambu hitam ini juga sesuai untuk dibuat angklung karena dari segi diameter yang tidak terlalu besar dan memiliki kadar air yang rendah.

Gambar 2. Angkulng bambu hitam Sumber : angklunginfo.com

Gambar 2. Angkulng bambu hitam
Sumber : angklunginfo.com

Namun hingga kini bambu hitam sebagai komponen utama angklung masih diperoleh dari alam dan belum dibudidayakan secara besar-besaran. Bambu tersebut didapat dari Jampang Kulon (Sukabumi), Cianjur hingga Kuningan. Bambu hitam yang ideal digunakan sebagai bahan baku angklung memiliki karakteristik khusus yang buluh bambu hanya dapat dipenuhi dari daerah kering di Jawa Barat (Cundaningsih, 2015).

 

2. Bambu Cendani (Phyllostachys aurea)

Genus : Phyllostachys

Gambar 3. Bambu cendani Sumber : www.wisatadieng.com

Gambar 3. Bambu cendani
Sumber : www.wisatadieng.com

Ciri ciri : tinggi dapat mencapai 10m. tumbuh hingga berdiamter 40mm. Jenis ini mudah dikenali dari cabang bambunya yang terdiri atas 2 buah pada bukubukunya. Batanagnya bagian bawah ada yang pendekpendek tumbuhnya (10mm50mm) namun ada jga yang langsung agak panjang (100mm), pada batang bagian tengah mempunyai ruas hingga 200mm.

Tempat tumbuh : Tumbuh di daerah dingin seperti Wonosobo, G. Dieng, G. Merapi. Bambu cendani banyak tumbuh di dataran tinggi di Jawa, terutama di Jawa Tengah.

Pemanfaatan : Batang bambu cendani dapat digunakan untuk tangkai payung, pipa rokok, kerajinan tangan seperti tempat lampu, vas bunga, rak buku, dan berbagi mebel dari bamboo. Phyllostachys Aurea Ginna merupakan Jenis bambu cendani dipilih sebagai tanaman hias ruangan karena jenis ini memiliki karakteristik yang unik. Sebab bambu jenis ini memiliki jarak antar ruas buku, yang antara 5 hingga 12 cm, dengan kerapatan daging bambu yang lebih banyak daripada ketebalan gabusnya.

Bambu cendani sebagai tanaman hias

Bambu cendani dipilih sebagai tanaman hias dan produk interior lainnya  karena berbatang kecil, lurus dan pendek. Ruas yang dimiliki oleh bambu cendana ini tergolong unik karena meliuk atau miring tidak seperti kebanyakan jenis bambu lainnya, sehingga cocok untuk dijadikan tanaman hias. Didukung oleh batangnya yang kecil, tidak heran jika bambu cendana banyak dipakai sebagai tanaman hias baik indoor maupun outdoor. Selain itu dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas, halamaan terbatas, dan untuk pot. Untuk pekarangan yang terbatas dapat digunakan Bambu Cendani ini.

Prospek baru bambu cendani

                Pemanfaatan baru ditemukan untuk jenis bambu cendani. Orang bandung menyulap bambu cendani menjadi lebih istimewa karena bambu cendani yang biasanya digunakan sebagai tanaman hias kini digunakan sebagai bahan utama frame pembuat sepeda. Bahan dasar utama Haur Bike tidak menggunakan sembarang bambu tetapi bambu emas atau Phyllostachys aurea. Phyllostachys aurea terkenal sangat baik untuk digunakan sebagai pipa bambu.. Jenis bambu ini berasal dari Fujian serta Zheijang, China (Pedalku, 2013).

Gambar 4. Haur Bike (sepeda berbahan bambu cendani) Sumber : pedalku.com

Gambar 4. Haur Bike (sepeda berbahan bambu cendani)
Sumber : pedalku.com

Daftar Pustaka

Andaerri H.K., M.D. Nugraha. 2014. Laporan Praktikum Bahan Konstruksi : Pengujian Kuat Lentur Kayu Agatis dan Bambu Hitam menggunakan UTM. Institut Pertanian Bogor.

Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2011. Seri Buku Informasi dan Potensi Pengelolaan Bambu Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi.

Barly, A. Ismanto, D. Martono, Abdurrahman, dan Andianto. 2012. Sifat fisis dan stabilisasi dimensi beberapa jenis bambu komersial. Jurnal Penenlitian Hasil Hutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor. 30(3): 163 sampai 170.

Cundaningsih, N., S.R. Saputri, E. Arosyani, A. Amalia, B. Irawan. 2015. Kajian ekologi bambu hitam bahan baku angklung di Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiv Indor. Vol I(7) : 1600 sampai 1604.

Data Digital Bambu Indonesia. http://forda-mof.org/itto/index.php/front/jenis_bambu_all diakses pada 23 Maret 2016 pukul 20.56 WIB.

http://www.kateglo.com/?&mod=dictionary&lex=n&op=1&p=66 diakses pada 24 Maret 2016 pukul 20.03 WIB

http://www.bambubos.com/index.php?page=p005 diakses pada 23 Maret 2016 pukul 21.13 WIB

Pedalku. 2015. http://pedalku.com/baca/2013/07/06/haur-bike-sepeda-bambu-buatan-urang-bandung/ diakses pada 24 Maret 2016 pukul 20.45 WIB

Widjaja, E.A, N.W. Utami, dan Saefudin. 2004. Panduan Membudidayakan Bambu. Buku. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. 60p.